Friday, November 27, 2009

Khutbah Jumaat 27/11/09

TAQWA

Kami wasiatkan kepada diri saya dan jemaah sekalian, marilah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. barangsiapa bertakwa kepada Allah Ta’ala, ia akan terpelihara dari seksaan dan kemurkaanNya. Allah
memerintahkan manusia seluruhnya untuk bertakwa dengan firman-Nya,

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah mengurniakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS.an-Nisa’: 1)

Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bertakwa dengan firman Nya,“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 102)

Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk bertakwa dengan firman-Nya, “Hai Nabi, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik.Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS.
al-Ahzab: 1)

Takwa merupakan wasiat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang pertama hingga yang terakhir.Takwa merupakan faktor yang menjadikan manusia dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang bertakwa, maka Allah akan menganugerahnya al-Furqan. Sehingga ia akan mampu membezakan antara kebenaran dan kebatilan.
Barang siapa yang bertakwa, Allah akan memberikan baginya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka. Orang yang bertakwa akan mendapatkan tempat yang aman di akhirat. Sungguh ia berada di tempat yang mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala.Hakikat takwa, ialah kita mencari perisai yang mampu melindungi diri dari azab Allah. yaitu dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Apabila mampu berbuat demikian, maka kita akan menjadi orang yang bertakwa kepada Allah. untuk itu, semestinya kita berhati-hati dalam bertindak, bersikap cermat dan berilmu tentang halal dan haram.

Umar bin khathtab pernah bertanya kepada Abu Musa tentang hakikat takwa. Abu Musa menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang akan engkau lakukan apabila engkau sedang berjalan di tempat yang penuh duri?, maka umar menjawab, “Aku akan melihat kakiku, sehingga aku mampu mengetahui,apakah aku merasakan pijakkan di atas duri, ataukah di tempat yang aman.”. inilah hakikat takwa, dengan selalu melihat setiap perbuatan kita, apakah termasuk perbuatan yang diredhai Allah, ataukah sebaliknya? Apabila termasuk perbuatan yang dibenci Allah, maka wajib bagi kita untuk meninggalkannya. Jangan sampai Allah melihat kita berada dalam keadaan yang tidak Dia sukai.
Oleh kerana itu, marilah kita selalu berusaha agar berada dalam keadaan yang diredhai-Nya. Allah senang apabila kita termasuk orang-orang yang menjaga solat, taat kepada perintah-Nya, berbakti kepada kedua orang tua, dan tekun menuntut ilmu. Marilah kita selalu berusaha untuk meninggalkan perbuatan yang dibenci Allah Ta’ala. jangan mendatangi kemaksiatan, tinggalkan perbuatan zina, mencuri, dusta, ghibah, dan mengadu domba. Dan yang paling besar dari itu semua, yaitu meninggalkan perbuatan syirik; suatu perbuatan dan pelaku kemaksiatan yang paling dibenci oleh Allah Ta’ala kerena Allah tidak reda disekutukan. Allah hanya reda, apabila hamba-hamba-Nya beriman dan bertauhid kepada-Nya. Maka, marilah kita menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertauhid kepadaNya.
Allah sangat senang apabila kita menjadi orang-orang yang melaksanakan sunnah-sunnah Nabi-Nya.Oleh kerana itu, marilah kita jauhkan diri dari perbuatan bid’ah, tinggalkan setiap larangan Allah. adapun ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya akan menjadi penyebab kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang derhaka benar-benar berada dalam neraka.” (QS.
Al-Infithor: 14)

Al-Abrar (orang yang banyak berbuat kebaikan), ia akan selalu dalam kenikmatan yang diberikan Allah di dunia maupun di akhirat. Adapun kaum fajir (orang yang banyak berbuat kejahatan), maka mereka
akan selalu berada dalam kesengsaraan di dunia dan akhirat.

Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa menyangka bahwa Allah akan menyamakan antara orang-orang yang berbuat taat dengan orang-orang yang maksiat, maka sesungguhnya ia telah berperasangka buruk terhadap Allah subhanahu wata’ala.Allah berfirman, “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerosakan di muka bumi Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat. (QS. Shad: 28)
Apakah Allah akan menyamakan kedudukan orang yang taat dengan ahlul maksiat? Tentu tidak! Barangsiapa beriman dan bertakwa, maka ia akan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan. Adapun orang-orang yang suka bermaksiat, maka ia akan mendapatkan kesusahan dan kesempitan.
Allah berfirman yang artinya, “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia:"Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang melihat"
Allah berfirman,"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu
dilupakan". (QS. 20: 124-126).

Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah dan kataatan kepada Allah ta’ala, berpaling dari ilmu yang bermanfaat, maka ia seperti orang yang buta. Dan ia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta. Waiyyadzu billah. Adapun orang yang beriman kepada Allah, maka keadaannya sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
Orang-orang yang akan dekat dengan Allah Ta’ala. mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagian salaf berkata, “Sesungguhnya ad ataman penuh kebahagiaan di dunia ini.Barangsiapa tidak memasukinya, maka ia tidak akan dapat memasuki surga yang ada di akhirat.” Taman yang dimaksud ialah kebahagiaan yang diperoleh dengan ketaatan dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga keadaan; Barangsiapa memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) apabila ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada sesiapapun selain keduanya. Apabila ia mencintai manusia tidak lain hanya karena Allah, apabila ia merasa benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam api.”

Baca seterusnya...

Aku Impikan

JALAN MENUJU ALLAH
Aku impikan diriku
Yang sentiasa ghairah bertasbih
Mengadu rindu kepada-Nya
Mengasihi-Nya sepenuh
jiwa dan raga
Mencintai-Nya sekuat hati

Aku impikan diriku
Yang sentiasa mengalirkan air mata
Akibat rindunya aku kepada penciptaku
Akibat malunya aku kerana sering berbuat maksiat
Akibat segannya aku kerana sering menipu
Kecintaan ku kepada-Nya

Aku impikan diriku
Yang hatinya sentiasa bergetar
Apabila nama Tuhanku disebut
Jantungku berdegup kencang
Bila disebut azab-Nya
Tetapi tenang semula
Bila dicerita kasih sayang-Nya
yang Maha Luas

Aku impikan diriku
Yang setiap detik mengingati-Nya
Akan nikmat-Nya yang tidak terhingga
Kerana aku tiada apa-apa
Dialah yang Maha Pemberi

Aku impikan diriku
Yang sentiasa bertawakal padaNya
Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik buatku
Maha Suci dari menzalimiku
Kerana Dia penciptaku
Yang penuh kecintaan
kepada makhluk-Nya

Baca seterusnya...

Berita dari WOWMA

WOWMA telah menganjurkan satu majlis sempena Hari Raya Haji untuk kanak-kanak di Claudelands Park pada hari Isnin, 30 November 2009, 3.30 petang. InsyaAllah majlis akan tetap diadakan walaupun cuaca yang diramalkan tidak menentu.Dapatkan tiket masuk dengan urusetia program di Masjid Hamilton.

Baca seterusnya...

Wednesday, November 25, 2009

Zulhijjah Dan Ibadah Korban

ZULHIJJAH, khususnya sepuluh hari awalnya adalah peluang kedua selepas Ramadan untuk umat Islam mendapatkan gandaan keredaan, keampunan dan pahala amalan.

Disebutkan oleh Rasulullah SAW: “Sebaik-baik hari di dunia adalah sepuluh hari itu.” (Riwayat al-Bazzar: Albani: Sahih). Allah SWT pula berfirman: “Demi fajar dan hari-hari yang sepuluh,” (Al-Fajr: 1)

Majoriti ulama menyatakan hari sepuluh itu merujuk kepada hari pertama hingga sepuluh Zulhijjah dan bukan sepuluh terakhir Ramadan. (Zad Al-Ma’ad, Ibn Qayyim)

AMALAN-AMALAN UTAMA

Manakala antara amalan yang digalakkan sepanjang sepuluh awal Zulhijjah yang sangat besar pahalanya itu:

1. Zikir: Iaitu dengan memperbanyakkan zikir Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha Illa Allah dan Allahu Akbar.

2. Berpuasa: Digalakkan berpuasa pada satu hingga sembilan Zulhijjah bagi orang yang tidak menunaikan Haji. Hari Arafah (9 Zulhijjah) pula adalah hari terbaik untuk berpuasa.

Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai kelebihan hari Arafah: “Tiada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hambanya lebih daripada hari Arafah,” (Riwayat Muslim). Rasulullah SAW juga bila ditanya mengenai kelebihan berpuasa pada hari Arafah menjawab, ia menghapuskan dosa yang lalu dan tahun kemudiannya.

3. Melakukan lain-lain amalan seperti bersedekah, membaca al-Quran, solat sunat dan lain-lain. Ini semua termasuk dalam umum hadis yang menunjukkan ia disukai oleh Allah SWT.

4. Menjauhi maksiat dan masa terbaik untuk memulakan taubat bagi sesiapa yang masih menangguhnya. Amat biadap jika umat Islam bersukaria dengan melampaui batas haram pada hari yang agung di sisi Allah ini.

5. Bertakbir: Ibn Abi Shaibah menyebut Ali KW menunjukkan bahawa permulaan takbir bermula sejurus selepas solat Subuh hari Arafah sehingga hujung waktu Asar hari ketiga Tashriq.

6. Berkorban: Allah SWT berfirman: “dan berdoalah dan berkorban.” Allah SWT juga menyebut: “Sesiapa yang membesarkan syiar Allah (berkorban) maka ia adalah daripada tanda ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

POTONG KUKU, RAMBUT DAN HUKUM KORBAN

Hukum berkorban adalah sunat muakkad (yang dituntut) bagi orang yang mempunyai lebihan dan kemudahan harta. Demikian pendapat majoriti ulama, termasuk sahabat seperti Abu Bakar as-Siddiq RA, Umar al-Khattab RA, Ibn Mas’ud RA dan lain-lain, kecuali Imam Abu Hanifah berpendapat ia wajib bagi mereka yang berkemampuan.

Bagi menggandakan pahala korban, seseorang yang sudah berniat awal untuk melakukannya digalak menahan diri daripada memotong rambut dan kuku. Ia berdasarkan hadis riwayat Muslim yang sahih iaitu:

“Barang siapa yang ingin menyembelih (berkorban), dan masuk sepuluh awal Zulhijjah), maka janganlah dia memotong apa-apa rambut atau kukunya sehinggalah sampai korban dilaksanakan.” (Muslim, 3/39)

Justeru, majoriti ulama daripada mazhab Maliki, Syafie dan sebahagian Hambali menyatakan makruh hukumnya bagi melanggarnya. Bagaimanapun, ia tidak termasuk dalam kategori haram kerana Aisyah RA pernah meriwayatkan bahawa beliau pernah menempah (menandakan dan membeli binatang) dan diniatkan untuk dilakukan korban.

Dan Aisyah RA menyebutkan, tiadalah Nabi Muhammad SAW mengharamkan apa-apa (ketika menunggu masa untuk menyembelih) sehingga sampai waktu sembelihan. Hadis itu adalah sahih riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Oleh itu, adalah dibenarkan untuk memotong kuku jika ia boleh mengganggu kesempurnaan wuduk dan lain-lain kewajiban.

TIDAK DIBENARKAN juga berkorban hanya dengan membayar harganya atau membeli daging lembu yang sudah disembelih dari pasar lalu disedekahkan atas niat korban.

Tatkala itu, ia dianggap sedekah biasa saja dan bukan korban yang disyariatkan pada Aidiladha. Pahala korban adalah jauh lebih hebat daripada bersedekah.

Ia adalah fatwa oleh majoriti ahli ilmu seperti Imam Abu Hanifah, Malik, Syafie, Ahmad dan lain-lain (Al-Majmu, 8/425; Al-Mughni, 9/436). Adalah diingatkan supaya meniatkan korban itu adalah kerana Allah SWT semata-mata, menuruti sunnah Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS dan bukan untuk menyedekahkan daging atau lain-lain niat.

Firman Allah SWT: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keredaan) Allah, tetapi ketakwaan daripada kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Hajj: 37)

KONGSI LEMBU

Harus hukumnya menurut majoriti ulama untuk berkongsi seekor lembu dengan dibahagikan kepada tujuh bahagian atau seekor kambing berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Jabir RA (Al-Majmu, An-Nawawi, 8/313). Adalah digalakkan juga untuk menyembelih sendiri (jika mampu) atau hadir majlis sembelihan.

Sebuah riwayat hadis pernah mencatatkan nasihat Rasulullah SAW kepada Fatimah yang ingin berkorban: “Hadirkanlah dirimu di waktu sembelihan, diampunkan bagimu dari titisan darah sembelihanmu yang pertama.”

BINATANG TERBAIK UNTUK KORBAN

Yang terbaik adalah unta diikuti oleh lembu, kerbau, kemudian biri-biri, kambing dan jika tidak mampu bolehlah 1/7 daripada unta, lembu atau kerbau. Yang terbaik sudah tentu yang paling banyak dagingnya supaya lebih ramai mendapat merasai dan manfaatnya.

PEMBAHAGIAN DAGING

Daging korban yang siap dilapah boleh dibahagikan seperti berikut:

1/3 kepada tuan rumah yang berkorban.

1/3 kepada fakir miskin, termasuk jirannya dan saudara mara.

1/3 lagi bagi sesiapa yang memintanya.

Ia berdasarkan firman Allah SWT: “Dan makanlah ia, dan berikanlah ia kepada orang yang susah dan fakir.” (Al-Haj: 28) dan juga firman Allah SWT: “Dan makanlah ia, dan berikanlah kepada orang yang memintanya dan yang tidak memintanya.” (Al-Haj: 36).

Inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana riwayat Ibn Abbas RA dan Ibn Umar RA. Namun begitu, HARUS (dibenarkan) untuk tidak mengikut cara pembahagian berkenaan sama ada untuk makan keseluruhannya atau kebanyakannya. (Al-Mughni, Ibn Qudamah, 5/200)

Bagaimanapun DILARANG untuk memberi tukang lapah dan penyembelih upah atas usahanya (iaitu dengan ditetapkan dari awal). Bagaimanapun, ia harus jika dia termasuk dari kalangan fakir miskin atau diberi secara sukarela orang ramai sebagai hadiah.

TIDAK DIBENARKAN juga sepakat ulama untuk menjual dagingnya. Namun tidak sepakat berkenaan penjualan kulit, bulunya dan tulang hasil korban. Majoriti mazhab termasuk Syafie tidak membenarkan. (Bidayatul Mujtahid, Ibn Rusd Al-Hafid, 1/321 (cet Maktabah al-Riyadh al-Hadithiyah); Rawdah At-Tolibin, An-Nawawi, 3/225)

DIBENARKAN untuk menyimpan daging korban walaupun melebihi tiga hari berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim.

MEMBERI DAGING KORBAN KEPADA ORANG KAFIR

Ulama berbeza pendapat dalam hal ini, sebahagian mazhab mengatakannya HARAM, ada yang mengatakannya MAKRUH dan Mazhab Hambali serta Hanafi mengatakannya sebagai HARUS kerana ia bukan sedekah wajib (Al-Mughni, Ibn Qudamah, 5/201). Namun tiada khilaf, mendahulukan umat Islam adalah lebih utama dalam hal ini.


Baca seterusnya...

Tarikh Hari Raya AidilAdha

FIANZ telah mengumumkan tarikh hari raya Aidiladha bagi 2009 adalah pada hari Sabtu, 28 November 2009. Solat sunat aidiladha akan diadakan di Hamilton Gardens

Baca seterusnya...

Sunday, November 22, 2009

La Tahzan



Jangan bersedih. Ianya merupakan buku yang terlaris jualannya didunia. Mempunyai maksud yang tersurat yang amat berguna kepada kita.

Baca seterusnya...

Saturday, November 21, 2009

Khutbah Jumaat 20/11/09

KHUTBAH TERAKHIR
NABI MUHAMMAD SAW

Wahai manusia dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan !!! Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini . Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti akan membuat perhitungan atas segala amalan kamu . Allah telah mengharamkan riba', oleh itu segala urusan yang melibatkan riba' hendaklah dibatalkan mulai sekarang. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas para isteri kamu, mereka juga mempunyai atas kamu . Sekiranya mereka menyempurnakan mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik! dan berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini. Sembahlah Allah, dirikanlah solat lima kali sehari, berpuasalah di Bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dan harta kekayaan kamu dan kerjakanlah ibadah haji sekiranya mampu .Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak ada seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan amal soleh . Ingatlah bahawa kamu akan mengadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan atas segala apa yang telah kamu lakukan. Oleh itu, awasilah tindak-tanduk kamu agar jangan sekali- kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku .

Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru . Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah disampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku . Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku ini menyampaikannya pula kepada orang lain dan hendaklah orang yang lain itu menyampaikannya pula kepada orang lain dan begitu seterusnya . Semoga orang yang terakhir yang menerimanya lebih memahami kata-kataku ini dari mereka yang mendengar terus dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya aku telah sampaikan risalah- Mu kepada hamba-hamba- Mu. "

Baca seterusnya...

Khutbah Jumaat 17/11/09

Syukur Dan Sabar

Kembali dari mimbar juma'at ini kami mewasiatkan kepada diri kami peribadi dan jema'ah sekalian untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan marilah kita bertakwa kepadaAllah di dalam kehidupan dunia yang fana ini terutama saat menempuh seluruh ujian yangmenerpa kita, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman Allah

(Dialah Dzat Yang) Menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (Q.S. Al-Mulk: 2)

Perjalanan hidup manusia merupakan ujian, bahkan lautan ujian. Ada ujian yang bersifat ijbari (yang tidak boleh dihindari), yang mana nak atau tak nak, suka atau tidak , ujian itu akan tetap menimpanya. Ada pula ujian yang bersifat ikhtiari, yaitu seorang hamba dapat memilih untuk mengambil ujian itu atau tidak mengambilnya. Kefakiran, kemiskinan, musibah di jalan, sakit atau kematian adalah ujian ijbari. Sedangkan puasa, zakat, jihad dengan segala kesulitan yang mengikutinya adalah ujian ikhtiari. Dan semua perintah dan larangan dalam syari'at merupakan ujian ikhtiari.

Ujian yang dihadapi manusia datang silih berganti. Kadang seorang dapat sabar terhadap ujian kefakiran, menghadapinya dengan kesungguhan usaha dan tidak kehilangan prasangka baik kepada Allah . Namun, ketika Allah mengubah bentuk ujiannya dengan memberinya nikmat harta yang melimpah. Belum tentu dia dapat menghadapi ujian tersebut dan belum tentu dia menunaikan hak harta tersebut.

Kadang kala dalam satu waktu, seorang hamba harus menghadapi beberapa ujian secara bersamaan.Ujian-ujian itu menuntutnya untuk memberi jawapan dengan sikap yang berbeza, hakikatnya hanya ada dua jawapan: syukur atau sabar. Dan kadangkala dalam satu waktu dua jawaban itu dituntut sekaligus. Amirul Mukminin Umar bin Khattab berkata, “Sekiranya syukur dan sabar itu dua ekor unta, maka aku tidak peduli dengan unta yang mana aku akan tunggangi (untuk menuju tujuan).”

Berbagai ujian akan terus menemani seorang hamba dalam hidupnya, hingga hamba tersebut menghabiskan saki baki waktunya. Apakah kehidupannya berakhir dengan su'ul khatimah (wal-'iyadzu billah) atau husnul khatimah (dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya) atau dikaruniai-Nya kemuliaan kesyahidan. Allah Yang Maha Bijaksana telah memberikan petunjuk terbaik dalam menjalani ujian-ujian tersebut, dengan memberikan salah satu cara yang terbaik dalam mengimplementasikan syukur atau sabar. Cara tersebut adalah dengan shalat. Allah telah memberikan keterangan tentang shalat yang berkaitan dengan kesyukuran atas anugerah nikmat yang diberikan-Nya, seperti yang tersirat dalam firman-Nya,

Sungguh, Kami telah Memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak); maka laksanakanlah shalat karena Tuhan-mu, dan berkurbanlah (sebagai ibada dan mendekatkan diri kepada Allah); Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. Al-Kautsar: 1-3)

Demikian pula dalam sebuah riwayat dari Aisyah Radhiallaahu'anha bahwa Nabi selalu bangun malam untuk menunaikan shalat sampai-sampai kedua kaki beliau bengkak. Maka beliau (Aisyah Radhiallaahu'anha) bertanya, “Mengapa engkau lakukan ini wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni kesalahan Anda baik yang sudah lampau maupun yang akan datang?” Lalu beliau Nabi menjawab,“Salahkah aku jika manjadi hamba yang bersyukur?” (H.R. Muslim)

Berkaitan dengan sabar dalam menghadapi musibah, maka Allah telah berfirman,Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah: 45-46)
Demikian pula dengan firman Allah ,Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah: 152-153)

Demikianlah bahwa shalat merupakan perwujudan yang paling nyata atas sikap sabar dan syukur.Sebagaimana pula dalam kehidupan di dunia yang berputar bagaikan roda, suatu saat kita mendapatkan musibah setelah itu mendapatkan nikmat, demikian seterusnya. Maka sikap sabar dan syukur akan tetap selalu kita memerlukan dan selama itu pula shalat akan tetap bernilai penting.Hal ini telah tersirat dalam firman Allah , Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan; sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mu lah engkau berharap. (Q.S. Al-Insyirah: 5-8)

Hikmah terbesar dalam penyertaan shalat dalam sabar dan syukur adalah agar seorang hamba dapat bermunajat langsung kepada Allah dalam mengadukan setiap ujian yang menimpanya.Kerana shalat adalah media yang langsung menghubungkan antara seorang hamba dengan Rabb-Nya sehingga dengan shalat tersebut seorang hamba akan mendapatkan bimbingan dan arahanserta merasakan kesempurnaan rasa syukur dan sabar atas setiap ujian yang menimpanya.Munajat kepada Allah dalam shalat akan menghilangkan keresahan, kegelisahan akibat ujian yang berupa musibah. Demikian pula shalat akan menghilangkan sifat-sifat angkuh,sombong dan berbangga diri yang disebabkan oleh ujian yang berupa nikmat dunia atau keta'atan.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kekuatan untuk menjalani ujian-ujian dalam kehidupan ini dengan shalat, sabar dan syukur. Dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk menjadikan ketiganya sebagai amalan tetap sampai maut menjemput kita.


Baca seterusnya...
Related Posts with Thumbnails