Saturday, November 21, 2009

Khutbah Jumaat 17/11/09

Syukur Dan Sabar

Kembali dari mimbar juma'at ini kami mewasiatkan kepada diri kami peribadi dan jema'ah sekalian untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan marilah kita bertakwa kepadaAllah di dalam kehidupan dunia yang fana ini terutama saat menempuh seluruh ujian yangmenerpa kita, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman Allah

(Dialah Dzat Yang) Menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (Q.S. Al-Mulk: 2)

Perjalanan hidup manusia merupakan ujian, bahkan lautan ujian. Ada ujian yang bersifat ijbari (yang tidak boleh dihindari), yang mana nak atau tak nak, suka atau tidak , ujian itu akan tetap menimpanya. Ada pula ujian yang bersifat ikhtiari, yaitu seorang hamba dapat memilih untuk mengambil ujian itu atau tidak mengambilnya. Kefakiran, kemiskinan, musibah di jalan, sakit atau kematian adalah ujian ijbari. Sedangkan puasa, zakat, jihad dengan segala kesulitan yang mengikutinya adalah ujian ikhtiari. Dan semua perintah dan larangan dalam syari'at merupakan ujian ikhtiari.

Ujian yang dihadapi manusia datang silih berganti. Kadang seorang dapat sabar terhadap ujian kefakiran, menghadapinya dengan kesungguhan usaha dan tidak kehilangan prasangka baik kepada Allah . Namun, ketika Allah mengubah bentuk ujiannya dengan memberinya nikmat harta yang melimpah. Belum tentu dia dapat menghadapi ujian tersebut dan belum tentu dia menunaikan hak harta tersebut.

Kadang kala dalam satu waktu, seorang hamba harus menghadapi beberapa ujian secara bersamaan.Ujian-ujian itu menuntutnya untuk memberi jawapan dengan sikap yang berbeza, hakikatnya hanya ada dua jawapan: syukur atau sabar. Dan kadangkala dalam satu waktu dua jawaban itu dituntut sekaligus. Amirul Mukminin Umar bin Khattab berkata, “Sekiranya syukur dan sabar itu dua ekor unta, maka aku tidak peduli dengan unta yang mana aku akan tunggangi (untuk menuju tujuan).”

Berbagai ujian akan terus menemani seorang hamba dalam hidupnya, hingga hamba tersebut menghabiskan saki baki waktunya. Apakah kehidupannya berakhir dengan su'ul khatimah (wal-'iyadzu billah) atau husnul khatimah (dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya) atau dikaruniai-Nya kemuliaan kesyahidan. Allah Yang Maha Bijaksana telah memberikan petunjuk terbaik dalam menjalani ujian-ujian tersebut, dengan memberikan salah satu cara yang terbaik dalam mengimplementasikan syukur atau sabar. Cara tersebut adalah dengan shalat. Allah telah memberikan keterangan tentang shalat yang berkaitan dengan kesyukuran atas anugerah nikmat yang diberikan-Nya, seperti yang tersirat dalam firman-Nya,

Sungguh, Kami telah Memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak); maka laksanakanlah shalat karena Tuhan-mu, dan berkurbanlah (sebagai ibada dan mendekatkan diri kepada Allah); Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. Al-Kautsar: 1-3)

Demikian pula dalam sebuah riwayat dari Aisyah Radhiallaahu'anha bahwa Nabi selalu bangun malam untuk menunaikan shalat sampai-sampai kedua kaki beliau bengkak. Maka beliau (Aisyah Radhiallaahu'anha) bertanya, “Mengapa engkau lakukan ini wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni kesalahan Anda baik yang sudah lampau maupun yang akan datang?” Lalu beliau Nabi menjawab,“Salahkah aku jika manjadi hamba yang bersyukur?” (H.R. Muslim)

Berkaitan dengan sabar dalam menghadapi musibah, maka Allah telah berfirman,Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah: 45-46)
Demikian pula dengan firman Allah ,Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah: 152-153)

Demikianlah bahwa shalat merupakan perwujudan yang paling nyata atas sikap sabar dan syukur.Sebagaimana pula dalam kehidupan di dunia yang berputar bagaikan roda, suatu saat kita mendapatkan musibah setelah itu mendapatkan nikmat, demikian seterusnya. Maka sikap sabar dan syukur akan tetap selalu kita memerlukan dan selama itu pula shalat akan tetap bernilai penting.Hal ini telah tersirat dalam firman Allah , Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan; sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mu lah engkau berharap. (Q.S. Al-Insyirah: 5-8)

Hikmah terbesar dalam penyertaan shalat dalam sabar dan syukur adalah agar seorang hamba dapat bermunajat langsung kepada Allah dalam mengadukan setiap ujian yang menimpanya.Kerana shalat adalah media yang langsung menghubungkan antara seorang hamba dengan Rabb-Nya sehingga dengan shalat tersebut seorang hamba akan mendapatkan bimbingan dan arahanserta merasakan kesempurnaan rasa syukur dan sabar atas setiap ujian yang menimpanya.Munajat kepada Allah dalam shalat akan menghilangkan keresahan, kegelisahan akibat ujian yang berupa musibah. Demikian pula shalat akan menghilangkan sifat-sifat angkuh,sombong dan berbangga diri yang disebabkan oleh ujian yang berupa nikmat dunia atau keta'atan.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kekuatan untuk menjalani ujian-ujian dalam kehidupan ini dengan shalat, sabar dan syukur. Dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk menjadikan ketiganya sebagai amalan tetap sampai maut menjemput kita.

Related Posts with Thumbnails