Wednesday, December 2, 2009

Khutbah Aidil Adha 2009

KETELADANAN NABI IBRAHIM .
Para hadirin yang dirahmati Allah!
Berbagai macam ibadah telah rasulullah .ajarkan pada bulan Dzulhijjah yang mulia ini.Dimulai dari ibadah haji, ibadah qurban, puasa sunnah, shadaqah, takbir, zikir dan sebagainya, terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi .yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas .:
“Tidak ada sekumpulan hari yang mana amal shalih pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah dari pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya: “Tidak juga jihad dijalan Allah, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah,kecuali seseorang yang berangkat dengan membawa dirinya dan hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan itu semua.” (HR. Bukhari)

Para hadirin yang dirahmati Allah!
Sebuah keharusan bagi seseorang yang telah bertauhid, seseorang yang telah menyatakan: LAA ILAAHA ILLALLAAH, seseorang yang telah berikrar bahwa Allah sebagai satu-satunya yang layak disembah dan untuk menjadikan Nabiyullah Ibrahim sebagai teladan. Allah .berfirman:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapanya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan keampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah".” (QS. Al- Mumtahanah: 4)

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. An-Nahl: 120-122)

Allah mengabadikan peristiwa ini di dalam firman-Nya:
“Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas paha(nya), nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. “ (QS. Ash-Shaffat: 101-107).

Apakah pengajaran yang dapat kita ambil dari penyembelihan Ismail di atas? Kisah tersebut memberikan pelajaran yang berharga kepada kita seperti berikut:

1.Kesolehan Ismail kerana beliau disebut sebagai ghulam haliim (anak yang sabar dan santun). Dan kesalihan ini tidaklah lepas dari do’a Ibrahim dalam ayat sebelumnya.
2.Ketaatan Nabi Ibrahim .menjalankan perintah Allah tanpa melengahkan masa. Dan begitulah seharusnya kita sebagai seorang muslim jika ada perintah dari Allah dan rasul-Nya,

5. Sifat tawakkal yang dimiliki oleh seorang Ibrahim . Dan begitulah seharusnya seorang mukmin harus bertawakkal kepada Allah .
6. Seorang yang memiliki darjat yang tinggi tentunya tingkat ujian dan musibahnya juga besar dan tinggi seperti Ibrahim .
7. Semua perintah dan ajaran Allah dan rasul-Nya .jika kita laksanakan dengan sungguh-sungguh maka akan membawa kebaikan yang besar walaupun dari luarnya perkara tersebut kita benci.

Satu lagi pesan khutbah ini, yaitu ketika kita menyembelih korban hendaknya tetap memelihara prinsip taqwa. Taqwa selain ikhlas juga harus sesuai dengan petunjuk rasulullah .

Allah berfirman:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keredhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Ketika kedua anak Adam .(Qabil dan Habil) berk0rban, maka korban Habil diterima oleh Allah sedangkan kurban Qabil tidak diterima. Apa penyebabnya sehingga tidak diterima? Yaitu kerana tidak diatas prinsip taqwa.

Allah berfirman:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".” (QS. Al-Ma’idah: 27)

Marilah kita memohon kepada Allah agar kita semua dimasukkan kedalam golongan orang yang mampu meneladani Nabi Ibrahim secara lahir dan batin. Amin Ya Rabbal A’lamin


Related Posts with Thumbnails